Sabtu, 03 Desember 2011

KLASIFIKASI MINERAL

KLASIFIKASI MINERAL


                Berdasarkan sifat-sifat kimianya, mineral menurut BERZELIUS, dapat digolongkan menjadi 8, yaitu :
I.               Native Elements
II.             Sulfides dan Sulfosalts
III.          Halides
IV.           Oxides dan Hydroides
V.             Carbonates, Nitrates dan Borates
VI.           Sulfates, Chromates, Molybdates dan Tungstates
VII.        Phospates, Arsenates dan Vanadates
VIII.      Silicates

I.               NATIVE ELEMENTS = UNSUR-UNSUR MURNI

Adalah unsur-unsur bebas, bukan merupakan unsur-unsur gabungan.
Digolongkan menjadi 3 kelompok :
1.       Logam/Metal, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah :
Cooper (Cu),Gold (Au),Silver (Ag),Platinum (Pt),Nicel-Iron (Ni-Fe),Mercury (Mg).
Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa. Perawakannya (yang umum ditemui) berbentuk masif-dendritik; bidang belahan yang jelas jarang ditemui; merupakan penghantar listrik yang baik.
2.       Semi Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah :
Arsenic (As), Antimony (Sb), Bismuth (Bi).
Merupakan penghantar listrik yang kurang baik; biasanya terdapat pada massa nodular.
3.       Non Logam, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah :
Sulfur (S),  dan  Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C)
Tidak dapat menghantarkan arus listrik; berwarna transparant (jernih dan jelas) hingga transculent (tembus cahaya) dan cenderung mempunyai nidang belahan kristal yang jelas.

II.             SULFIDES DAN SULFOSALTS

Sulfides, adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur Sulfur (S) bergabung/bersenyawa dengan unsur-unsur logam dan semi logam.
Sulfides dibagi menjadi 2 kelompok :
1.       Tellurides à jika Tellurium menggantikan unsur Sulfur (S)
Contohnya Sylvanite (AuAgTe4)
2.       Arsenides à jika Arsenic menggantikan unsur Sulfur (S)
Contohnya Nickeline (NiAs), Smaltite [(Co,Ni)Ass], Chloanthite [(Ni,Co)As2]
Sifat-sifat dari sulfides, Tellurides dan Arsenides tidak tetap/dapat berubah-ubah, mempunyai kilap Logam, lunak dan padat [seperti Galena (PbS), Molybdenite (MoS2)] dan beberapa Sulfides bersifat non-logam [seperti Realgar (AsS), Orpiment (As2S2)] dan sebagian lagi secara relatif bersifat keras [seperti Marcasite (FeS2), Cobaltite (CoAsS)].
Golongan sulfides merupakan bijih-bijih yang sangat penting dari Lead, Zinc, Iron dan Copper; sulfides terbentuk dalam lapisan-lapisan hydrothermal di bawah permukaan air/di dalam tanah sehingga dengan mudah mineral-mineral dapat dioksidasi oleh sulfates.
Sulfosalts, adalah persenyawaan kimia dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan unsur-unsur sulfur dan semi logam (seperti Antimony dan Arsenic). Sifat dari sulfosalts mirip dengan sulfides.
Mineral-mineral yang termasuk golongan Sulfosalts, antara lain Enargite (Cu3AsS4), Pyrargyrite (Ag3SbS3), Proustite (Ag3AsS3), Polybasite (AgICr)16Sb2S11, Bournonite (PbCuSbS3), dll.

III.          HALIDES

Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan unsur-unsur Halogen (Chlorine, Bromine, Flourine dan Iodine)
Umumnya ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya ditemui dalam sequen evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini merupakan alterasi dari Lapisan-lapisan batuan sedimen yang mengandung evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash (batuan berkalium-Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan batuan-batuan seperti Marl dan Limestone.
Halides yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-lapisan hidrothermal.
Golongan Halides bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5), mempunyai sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah.
Contoh mineral-mineral golongan Halides antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6), Atacamite [Cu2ClC(OH)5].

IV.           OXIDES DAN HYDROXIDES

Oxides

Oxides tersusun oleh unsur-unsur yang bersenyawa dengan oksigen. Contoh utama yang umum adalah Iron Oxide Hematite, dimana Iron bersenyawa dengan Oksigen.
Sifat dari golongan Oxides tidak tetap/dapat beruba-ubah; Terbentuk/ditemui pada banyak Lingkungan Geologi dan pada tipe batuan yang bermacam-macam.
Contoh-contoh mineral golongan oxides antara lain :
-          Merupakan bijih-bijih logam yang penting seperti Hematite (Fe2O3), Magnetite (Fe2+Fe23+O4), Cassiterite (SnO2), Chromite (Fe2+Cr2O4).
-          Mempunyai keanekaragaman sebagai batu Perhiasan seperti Corondum (Al2O3), Ruby dan Sapphire (Al2O3), Spinel (MgAl2O4), dll.

Hydroxides

Adalah persenyawaan antara unsur-unsur logam dengan air dan hydroksil (OH); dapat ditegaskan bahwa Hydroxides dapat terbentuk melalui reaksi kimia antara oksida dan air; sehingga biasanya mempunyai kekerasan mineral yang rendah/lunak (2 - 2,5)
Contoh-contoh mineral golongan Hydroxides antara lain Gibbsite [Al(OH)2], Brucite [Mg(OH)2], Stibiconite [Sb+3Sb+5(OH)].

V.             CARBONATES, NITRATES DAN BORATES

Carbonates

Adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur logam atau semilogam bersenyawa dengan Carbonate radical (CO3)-2. Calcite (CaCO3) adalah Carbonate yang umum, terbentuk ketika Calcium bersenyawa dengan Carbonate radical.
Terbentuk pula mineral-mineral khusus dalam golongan Carbonates, hal ini berlaku dengan adanya pergantian kedudukan unsur Calcium dalam komposisi kimianya, mineral-mineral tersebut antara lain :
-          Witherite à jika Barium menggantikan unsur Calcium
-          Rhodochrosite à jika Magnesium menggantikan komposisi/kedudukan Calcium
Carbonates biasanya terbentuk dengan bentuk kristal Rhombohedral yan berkembang dengan baik.
Sifat dari golongan Carbonates antara lain cenderung larut dengan mudah dalam larutan asam hydrochloric, dapat juga tidak berwarna atau dapat juga berwarna tajam/hidup.

Nitrates

Adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur logam atau semilogam bersenyawa dengan Nitrate radical (NO2)-1. Contoh mineralnya Nitratine (NaNO3).
Terjadi pada daerah yang kering/gersang sebagai endapan yang berkembang pada permukaan, berasosiasi dengan Gypsum, Nitratine seringkali terdapat menutupi daerah yang luas pada tanah.
Sifat golongan Nitrates/Nitratine : mudah larut dalam air, bila diletakkan pada nyala api dapat dengan mudah melebur, mempunyai bentuk kristal rhombohedral, umumnya kebanyakan berbentuk massive atau granular

Borates

Adalah persenyawaan kimia antara unsur logam bersenyawa dengan Borate radical (BO3)-3.
Terjadi/terdapat pada endapan-endapan evaporite dan lapisan-lapisan mineral.
Contoh mineralnya antara lain Borax (Na2B4O5(OH)4.8H2O), Colemanite (Ca2B6O11.5H2O), Kernite (Na2B4O6(OH)2.3H2O).

VI.           SULFATES, CHROMATES, MOLYBDATES DAN TUNGSTATES

Sulfates

Adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur logam bersenyawa dengan Sulfates radical (SO4)-2.
Gypsum adalah sulfates yang paling banyak terdapar dalam golongan ini yang terjadi pada endapan-endapan evaporite, sedangkan Barite khusus terjadi pada lapisan-lapisan hidrotermal.
Sifat dari golongan sulfates antara lain lunak, berwarna terang/muda dan cenderung mempunyai Berat Jenis yang rendah/ringan.
Contoh mineral-mineral yang termasuk golongan Sulfates antara lain Gypsum (CaSO4.2H2O), Celestine (SrSO4), Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4).

Chromates

Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam bersenyawa dengan Chromates radical (CrO4)-2.
Golongan Chromates terdapat dalam jumlah yang sedikit dan cenderung jarang ditemui, contoh mineralnya Crocoite (PbCrO4) mempunyai warna yang cemerlang/terang, berwarna orange atau orange kemerahan.
Terbentuk pada zona oxidasi dari lapisan-lapisan dan endapan-endapan yang mengandung Chromium dan Lead/Timah.

Molybdates

Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Molybdates radical (MoO4)-2.
Merupakan mineral-mineral yang padat, rapuh, berwarna cemerlang/hidup, misalnya mineral Wulfenite (PbMoO4).
Sifat dari golongan Molybdates : mudah melebur, dapat larut dalam asam hydrochloric, bila dalam kondisi panas, berwarna cemerlang mulai dari orange, kuning atau coklat keabu-abuan.

Tungstates

Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Tungstate radical (WO4)-2.
Merupakan mineral-mineral yang padat, rapuh, berwarna cemerlang.
Contoh mineral-mineral dalam golongan Tungstates antara lain Wolframite (Fe+2WO4Mn+2WO4), Scheelite (CaWO4).

VII.        PHOSPATES, ARSENATES DAN VANADATES

Phospates

Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Phospate radical (PO4)-8.
Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya tidaklah berlimpah. Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides.
Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Mineral-mineral radioaktif termasuk dalam golongan Phospates seperti :
Torbenite [Cu(UO2)2(PO4)2.8-12H2O], Autunite [Ca(UO2)2(PO4)2.10-12H2O], Lazulite [(Mg,Fe)Al2(PO4)2(OH)2], Turquoise [CuAl6(PO4)4(OH)8.4H2O.
Contoh mineral-mineral lain dalam golongan Phospates adalah Vivianite [Fe+2(PO4)2.8H2O], Wavellite [Al3(PO4)2(OH,F)3.5H2O], Apatite [Ca5(PO4)3(F,Cl,OH)].
Arsenates
Adalah persenyawaan kimia  antara unsur-unsur logam dengan Arsenate radical (AsO4)-8.
Kebanyakan Arsenates sangat dicari oleh para kolektor mineral khususnya yang terkristalisasi dengan baik dan mempunyai species warna yang cemerlang seperti Mimetite [Pb5(AsO4)3Cl] (berwarna kuning), Adamite [Zn2AsO4(OH)] (kuning), Erythrite [CO3(AsO4)2.8H2O] (ungu tua – pink).
Golongan arsenates cenderung mempunyai Berat Jenis antara 3 – 5, kecuali Mimetite yang mempunyai B.J. 7 – 7,3. karena mengandung Lead/Timah serta mempunyai kekerasan yang rendah (lunak antara 1,5 - 4,5).
Vanadates
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Vanadate radical (VO4)-3/(VO4)-1.
Sifat dari golongan ini : cenderung lunak, rapuh, berwarna cemerlang seperti yang terlihat pada mineral Vanadinite [Pb5(VO4)3Cl], merupakan mineral terbaik yang dikenal pada kelompok Vanadates, dimana terbentuk kristal-kristal hexagonal merah – orange. Mempunyai kekerasan berkisar antara 2 – 3,5.
Contoh mineral lainnya seperti :
Descloizite [PbZn(VO4)(OH)], Carnotite [K2(UO2)2V2O8.3H2O].

VIII.      SILICATES

Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah satu dari Si – O tetrahedra (SiO4)-4 tunggal atau berantai.
Silicates adalah golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-limpah keberadaannya, dalam hal ini silicat adalah unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan metamorf.
Mineral-mineral silicates cenderung bersifat : keras, berwarna transparant (jernih dan tembus cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai Berat Jenis rata-rata sama.
Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon berada diantara 4 atom oksigen (kecuali yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya (sudut bangunnya) siliact dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :
1.       Nesosilicate
-          Mempunyai (SiO4)-4 tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra silikon-oksigen benar-benar terpisah), komposisi berupa SiO4.
-          Mineral khasnya Forsterit (Mg2SiO4), mineral lainnya seperti :
Olivine [(Mg,Fe)2SiO4], Zircon (ZrSiO4), Sillimanite (Al2SiO5).
2.       Sorosilicate
-          Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang merupakan milik bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa Si2O7.
-          Mineral khasnya Akermonite (Ca2MgSi2O7), mineral lainnya seperti :
Heminorphite [Zn4Si2O7(OH)2.H2O], Zoisite [Ca2Al3(Si3O12)OH]
3.       Cyclocilicate
-          Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur lingkaran tertutup dengan komposisi berupa SinO3n.
-          Bila mempunyai lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite (BaTiSi3O9), Bila mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl (Be3Al2Si6O18).
Mineral lainnya seperti Cordierite [Mg2Al4Si5O18], Ferroxinite [Ca2FeAl2Bsi4O15(OH)], Manganaxinite [Ca2MnAl2BSi4O15(OH)].
4.       Inosilicate
-          Mempunyai tetrahedra yang saling berhubungkan membentuk struktur rantai tunggal/ganda dan saling terikat oleh unsur logam.
-          Rantai Tunggal mempunyai komposisi Si : O = 1 : 3, misalnya terlihat pada mineral-mineral Piroksin Group seperti Diopside (CaMgSi2O6), Hornblende [CaFeSi2O6], Jadeite [Na(Al,Fe+3)Si2O6].
-          Rantai Ganda, dimana 2 rantai tunggal paralel yang posisi tetrahedranya berselang-seling/terikat menyilang dengan perbandigan komposisi Si : O = 4 : 11 dicirikan oleh mineral-mineral Amphibole group [(Ca,Na)(Mg,Fe)]Silicat-OH, seperti Tremolite [Ca2Mg5Si8O22(OH)2, Actinolite [Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2], Hornblende [(Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2].
Mineral lainnya seperti Wollastonite [CaSiO3], Rhodonite [(Mn, Fe, Mg)SiO3], Neptunite [Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24].
5.       Phylosilicate
-          Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-sama oleh 3 ion oksigen dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan disekitarnya sehingga membentuk lapisan datar yang luas dengan perbandingan komposisi Si : O = 2 : 5.
-          Dicirikan dengan kelompok mineral Mica [K(Mg,Fe)Al-Silicat OH, seperti Muscovite [KAl2(AlSi3)O10(OH)2], Biotite [K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10(OH,F)2], Phlogophite [K(Mg,Fe)3(Al,Si)3O10(F,OH)2], Lepidolite [K(Li,Al)3(Si,Al)4O10(F,OH)2].
Mineral lainnya seperti Vermicullite [(Mg,Fe,Al)3(Al,Si)4O10(OH)2.4H2O], Kaolinite [Al2Si2O5(OH)4], Serpentinite [(Mg,Fe)3Si2O5(OH)4]
6.       Tectosilicate
-          Mempunyai kerangka silicate yang mana setiap atom tetrahedra silicon/SiO4 memakai bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang berdekatan sehingga membentuk jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si : O = 1 : 2.
-          Dicirikan dengan beberapa bentuk silica seperti Kwarsa (SiO2), Tridimite (SiO2), Kristobalite (SiO2) à mempunyai susunan 3 dimensi tersebut.
Mineral khas lainnya seperti Feldspar group :
Orthoclase (KAlSi3O8), Sanidine (KAlSi3O8), Microcline (KAl2Si3O8), Albite (NaAlSi3O8), Oligoclase [(Na,Ca)AlSi3O8].

SIFAT SIFAT FISIK MINERAL

SIFAT-SIFAT FISIK MINERAL



1.       Bentuk kristal (Crystal Form)

Suatu bentuk mineral dapat berupa kristal tunggal atau rangkaian kristal. Struktur kristal berkembang pada saat penghabluran dari larutannya. Bentuk ini mempunyai pola teratur pada sisi-sisinya dengan sudut aturannya yang dapat digolongkan ke dalam sistim kristal utama (Gambar 1.1) merupakan ciri setiap mineral. Bentuk-bentuk kristal yang sempurna jarang ditemukan dan sulit untuk dapat melakukan pemerian.


2.       Warna (Colour)
Adalah yang ditampilkan dan dapat terlihat dipermukaan mineral oleh mata telanjang. Warna biasanya lebih bersifat umum daripada menunjuk yang spesifik.
Pada umumnya warna mineral ditimbulkan karena penyerapan beberapa jenis panjang gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari cahaya putih yang dikurangi oleh beberapa panjang gelombang yang terserap.
Mineral berwarna gelap adalah mineral yang secara merata dapat menyerap seluruh panjang gelombang pembentuk cahaya putih.
Mineral-mineral yang mempunyai warna-warna tetap dan tertentu disebut IDIOCHROMATIC, sedangkan mineral yang mempunyai warna yang dapat berubah-ubah disebut ALLOCHROMATIC.
Adapun faktor-faktor yang menimbulkan warna dalam mineral antara lain :
-          Komposisi Kimia
Contoh : warna biru dan hijau pada mineral-mineral Cooper sekunder.
-          Struktur kristal dan ikatan atom
Contoh : polymorph dari Carbon : intan tidak berwarna dan transparant sedangkan graphite berwarna hitam dan opaque.
Polymorph adalah suatu unsur atau senyawa yang dapat membentuk lebih dari satu susunan atom. Tiap-tiap susunan mempunyai sifat-sifat fisik dan struktur kristal yang berbeda. Jadi atom-atom/ion-ion disusun secara berbeda dalam polymorph yang berbeda untuk zat yang sama. (bentuk lain, rumus kimia analog)
-          Pengotoran mineral
Contoh : Calcedon yang berwarna
Sedangkan ion-ion maupun kelompok-kelompok ion yang dapat menimbulkan warna khas pada mineral disebut CHROMOPHORES, sebagai contoh :
-          Ion-ion Cu2 yang terkena hidrasi merupakan chromophore di dalam mineral-mineral Cu sekunder yang berwarna hijau dan biru.
-          Ion-ion Cr3 adalah chromophore di dalam uvarovite (garnet hijau); di dalam muscovite yang mengandung chrom (hijau) dan juga di dalam emerald.

3.       Belahan (Cleavage)
Sifat mineral untuk pecah sepanjang satu atau lebih arah tertentu dan bentuk rata, umumnya sejajar dengan salah satu sisi kristal (Gambar 1.2).
Dengan memperhatikan cleavage yang terdapat dalam fragmen-fragmen mineral maka kita dapat menentukan sistem kristal dari mineral itu. Contohnya mineral yang hanya memperlihatkan sebuah cleavage saja, tidak mungkin termasuk dalam sistem kristal isometrik, karena pada kenyataannya setiap bentuk yang terdapat di dalam sistem kristal tersebut terdapat lebih dari dua permukaan. Demikian juga suatu mineral yang menunjukkan tiga buah arah cleavage yang tidak sama satu sama lain, mungkin termasuk sistem orthorombik, monoklin, triklin; sedangkan apabila ke-3 arah cleavage tersebut masing-masing tegak lurus satu sama lain maka sistem kristalnya orthorombik.
Cleavage merupakan suatu reflesesi daripada struktur dalamnya. Adanya cleavage pada mineral-mineral disebabkan oleh kekuatan dalam struktur yang berbeda-beda. Cleavage dapat dibagi berdasarkan baik/bagus tidaknya permukaan bidangnya (sifat cleavage dapat dinyatakan dengan menggunakan istilah-istilah) :

-          Sempurna (Perfect)
Bila bidang belahan sangat rata (terbelah melalui cleavagenya) diperoleh permukaan licin dan berkilauan (contohnya mika), sedangkan bila pecah tidak melalui bidang belahan agak sukar untuk memecahnya.
-          Baik (Good)
Bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih dapat pecah pada arah lain, contohnya Feldspar.
-          Jelas (Distinct)
Bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat pecah pada arah lain dengan mudah, contohnya Scapolite.
-          Tak Jelas (Indistinct)
Kemungkinan membelah melalui bidang belahan/pecah melalui permukaan pecahan kesegala arah, akibat adanya tekanan, contohnya Beryl.

4.       Pecahan (Fracture)
Suatu permukaan yang terbentuk akibat pecahnya suatu mineral dan umumnya tidak teratur, disebabkan suatu mineral mendapat tekanan yang melebihi batas-batas elastis dan plastisnya. Bentuk pecahan secara umum dibagi lima, yaitu :
a.          Conchoidal
Pecah bergelombang melengkung seperti kulit bawang atau botol pecah. Contohnya Kuarsa, Olivin, Chalcedony, diamond.
b.          Hackly
Pecah tajam-tajam, seperti besi pecah. Contohnya Stibnite, Silver, Gold, Platinum.
c.          Fibrous/Splintery
Pecahan menunjukkan bentuk seperti serat. Contohnya Kernite, Asbestos, Gypsum, Anhydrite.
d.          Even
Bidang pecah halus-agak kasar, masih mendekati bidang datar. Contohnya Cuprite, Galena.
e.          Uneven
Permukaan pecah kasar dan tidak teratur seperti kebanyakan mineral. Contohnya Hematite, Siderite, Brucite.

5.       Kilap (Luster)
Cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral. Kilap tergantung pada kualitas fisik permukaan (jumlah cahaya yang dipantulkan). Sebagian luster tidak dipengaruhi oleh warna dari mineral itu.
Kilap/Luster secara umum dapat dibedakan menjadi :
a.          Metallic Luster/Kilap logam
Mineral-mineral yang dapat menyerap pancaran secara kuat, disebabkan oleh sifat opaque atau hampir opaque walaupun mineral-mineral ini terbentuk sebagai fragmen-fragmen yang tipis. Mineral-mineral ini mempunyai indeks bias sebesar 3 ke atas. Mineral-mineral yang mempunyai Metallic Luster seperti Logam Mulia (Native Element) serta sebagian besar Sulfida Logam, contohnya Cooper, Bysmuth, Arsenic, Antimony, Pyrite, Chalcopyrite, Galena, Grafit, Hematite, Magnetite.
b.          Non-Metallic Luster/Kilap non-Logam
Mineral-mineral yang dapat meluluskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis dari mineral tersebut. Kilap bukan logam umumnya terdapat pada mineral-mineral yang warna muda (light coloures).
Kilap bukan logam dapat dibedakan menjadi 7, yaitu :
-          Intan (adamantine)
Kilap sangat cemerlang, seperti pada intan permata. Contohnya Diamond, Wulfenite, Vanadinite, Pyrargyrite.
-          Kaca (vitreous)
Kilap seperti pada pecahan kaca. Contohnya Celestine, Beryl, Tourmaline.
-          Damar (resineous)
Kilap seperti damar, contohnya Sphalerit, Realgar.
-          Lemak (greasy)
Kilap seperti lemak, seakan-akan permukaan mineral tersebut berlemak/berminyak, contohnya Nefelin, Zircon, Jadeite, Chrysolite, Talk, Carnalite.
-          Mutiara (pearly)
Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada bidang-bidang belah mineral. Contohnya Muscovite, Glacaophone, Lepidolite, Albite.
-          Sutera (silkly)
Kilap seperti sutera, biasanya terlihat pada mineral-mineral menyerat, contohnya Serpentin, Asbes, Aurichalcite.
-          Tanah (earthy)
Biasanya juga disebut kilap guram (dull), biasanya terlihat pada mineral yang kompak. Contohnya Lazurite, Glauconite, Kaolinite, Chamosite.

6.       Gores atau Cerat (Streak)
Warna yang dihasilkan apabila mineral dalam keadaan bubuk yang sangat halus. Gores dapat diperoleh dengan jalan menggoreskan di atas porselen goresan yang berwarna putih (streak plate). Gores sebuah mineral dianggap sebagai salah satu unsur penentu yang baik, lebih konstan daripada warna mineralnya. Pada mineral yang mempunyai kilap bukan logam akan menghasilkan goresan warna muda atau lebih ringan dibandingkan warna mineralnya. Pada mineral logam (Kilap Logam) kadang-kadang mempunyai gores yang berwarna lebih gelap daripada mineralnya sendiri. Gores dapat sama atau berbeda dengan warna mineralnya.

7.       Kekerasan (Hardness)
Ukuran daya tahan mineral terhadap goresan (scratching). Kekerasan relatif dari suatu mineral dapat ditetapkan dengan membandingkan mineral tersebut dengan urutan mineral yang dipakai sebagai standar kekerasan. MOHS (1822) telah membuat sekala kekerasan mineral secara kualitatip (scale of relative hardness).

MOHS SCALE (1822) :

Kekerasan
Nama Mineral
Unsur/Senyawa Kimia
Alat Penguji
1
Talc (Talk)
Hydrat Magnesium Silikat

2
Gypsum (Gipsum)
Hydrat Kalsium Fosfat
Tergores kuku manusia
3
Calcite (Kalsit)
Kalsium Karbonat
Tergores koin perunggu
4
Fluorspar (Fluorit)
Kalsium Flour
Tergores paku besi
5
Apatite (Apatit)
Kalsium Fosfat
Tergores kaca
6
Feldspar/Ortoklas
Alkali Silikat
Tergores pisau lipat
7
Quartz (Kuarsa)
Silika
Tergores pisau baja
8
Topaz
Alumina Silikat
Tergores amplas
9
Corondum
Alumina

10
Diamond (Intan)
Karbon



8.       Perawakan (Crystal Habit)
Bentuk khas mineral yang ditentukan oleh bidang-bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang itu. Artinya ; bentuk bangunan suatu mineral yang benar-benar terlihat, bukan bentuk sempurna atau bukan bentuk sistim kristal utama.
Perawakan kristal bukan merupakan ciri yang tetap, karena bentuknya sangat dipengaruhi dengan keadaan lingkungan sewaktu pembentukkannya, sedang keadaan itu sangat berubah-ubah. Untuk mineral tertentu sering menunjukkan perawakan kristal tertentu, seperti mineral Mika memperlihatkan perawakan mendaun (foliated), mineral Amphibole perawakan meniang/tiang (columnar).

9.       Berat jenis (Density)
Adalah suatu bilangan murni (tidak mempunyai satuan), yaitu angka yang menyatakan berapa kali berta suatu benda jika dibandingkan dengan berat air yang mempunyai volume sama dengan benda itu, dengan kata lain, ialah perbandingan antara berat jenis benda tersebut dengan berat jenis air.
Berat jenis suatu mineral terutama ditentukan oleh struktur kristal dan komposisi kimianya. Berat jenis akan berubah sesuai dengan perubahan suhu dan tekanan, hal ini disebabkan perubahan kedua faktor ini dapat mengakibatkan pemuaian dan pengkerutan, maka mineral dengan komposisi kimia dan struktur kristal tertentu akan mempunyai suatu berat jenis yang tetap apabila pengukuran dilakukan pada suhu dan tekanan tertentu.
Cara menentukan Berat Jenis pada mineral-mineral antara lain dengan pengukuran sebagai berikut :
-          Berat mineral diukur secara langsung, kemudian isinya diukur berdasarkan prinsip Archimides.
Isinya ditentukan dengan jalan mengukur kehilangan berat yang terdapat ketika fragmen mineral yang sebelumnya telah ditimbang beratnya (ditimbang beratnya dalam keadaan kering), kita masukkan ke dalam air. Fragmen mineral tersebut akan memindahkan sejumlah zat cair dengan isi/berat yang sama dengannya, dan beratnya seolah-olah berkurang sebesar berat zat cair yang dipindahkan.
Jika :              W1 = Berat fragmen mineral kering di udara
                        W2 = Berat fragmen mineral di dalam air
Maka Berat Jenisnya (B.J.) adalah :
                        B.J. = W1 / (W1 – W2)
Setiap jenis mineral mempunyai berat jenis tertentu, sedangkan Berat Jenis ditentukan struktur atom/kristalnya dan komposisi kimianya.

10.    Tenacity
Tenacity yaitu kemampuan mineral untuk ditempa atau dibentuk (tingkat kekenyalan mineral). Tenacity terdiri atas :
  1. Brittle (rapuh), bila mineral mudah retak atau dihancurkan.
  2. Elastis, bila mineral dapat kembali kekeadaan semula setelah dibentuk.
  3. Fleksibel, bila mudah dibentuk tetapi tidak dapat kembali kekeadaan semula.
  4. Sectile, bila dapat diiris dengan pisau.
  5. Ductile, bila mineral dapat ditempa.

11.    Magnetisme
Hanya beberapa mineral saja yang bersifat magnet, diantaranya yang paling umum adalah Magnetite (Fe3O4), Phyrotite (Fe1-nS) dan polymorph dari Fe2O3 maghnite. Sebenarnya semua mineral mempunyai sifat magnetis. Mineral yang bersifat sedikit di tolak oleh magnet disebut Diamagnetis, sedangkan yang sifatnya sedikit tertarik oleh magnet disebut Paramagnetis. Semua mineral yang mengandung besi bersifat Paramagnetis, tetapi ada juga mineral-mineral yang tidak mengandung besi seperti Beryl dapat juga bersifat Paramagnetis.
Sifat-sifat magnetis dari mineral telah dipergunakan di dalam penyelidikan-penyelidikan geofisis dengan menggunakan sebuah magnetometer, sebuah alat yang dapat mengukur segala perubahan dari medan magnet bumi yang kemudian kita nyatakan di dalam Peta. Penyelidikan magnetis ini sangat berguna untuk menentukan suatu cebakan bijih, juga untuk mengetahui perubahan-perubahan jenis batuan dan untuk mengikuti formasi-formasi batuan yang mempunyai sifat-sifat magnetis tertentu.

12.    Sifat Listrik
Berdasarkan sifat-sifat listriknya, mineral dibagi menjadi 2, yaitu :
-          Konduktor
Terdiri dari mineral-mineral yang mempunyai ikatan logam (metallic type of Bonding) dan atas logam murni (Native Element) serta beberapa Sulfida.
-          Non-konduktor
Pada umumnya mineral yang bersifat konduktor jumlahnya lebih sedikit daripada mineral non-konduktor.
Sifat mineral tergantung pada arah kristalografinya, contoh :
Hematite tegak lurus sumbu c à konduktivitasnya dua kali lebih besar daripada konduktivitasnya.

13.    Sifat permukaan
Sifat permukaan daripada mineral yang dianggap mempunyai arti penting dalam bidang teknik ialah : WETTABILIT (Kemampuan basah) suatu sifat kebasahan relatif daripada permukaan sebuah mineral. Menurut sifat ini mineral dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
a.          Mineral-mineral Lyophile
Mineral-mineral yang dapat dengan mudah dibasahi oleh cairan. Pada umumnya mineral-mineral dengan ikatan ion (ionic boinding) bersifat Lyophile.
b.          Mineral-mineral Lyophobe
Mineral-mineral yang tidak dapat dengan mudah dibasahi oleh cairan. Pada umumnya mineral-mineral Metallic atau covalent bonding bersifat Lyophobe.
Kegunaan yang utama dari perbedaan sifat permukaan mineral adalah dalam teknik ore dressing yang dikenal sebagai Flotasi. Flotasi terutama dipakai untuk :
-          Memisahkan mineral-mineral Sulfida dan mineral-mineral Gangue.
-          Memisahkan mineral-mineral Sulfida dari campurannya.
-          Memisahkan intan dari mineral-mineral berat lainnya (seperti garnet).

14.    Radioaktifitas
Radioaktifitas suatu mineral dihubungkan dengan adanya unsur Uranium dan Thorium di dalam mineral tersebut dapat sangat berguna dalam penentuan umur geologi spesimen itu. Atom-atom Uranium dan Thorium terurai (disintergate) dengan kecepatan yang tetap tanpa dipengaruhi oleh suhu, tekanan maupun sifat persenyawaan yang mengelilinginya; ternyata gejala disintregasi ini disertai oleh tiga jenis radiasi sinar alfa yang terdiri dari :
-          Inti Atom Helium bermuatan positif (alfa-particles).
-          Radiasi Sinar Beta yang terdiri dari elektron bermuatan negatif.
-          Radiasi Sinar Gamma yang berbentuk sinar-X.
Radioaktifitas dapat dengan mudah diketahui dengan memperhatikan radiasi yang dipancarkan baik dengan melihatnya pada sebuah film (effect on photographic film) maupun dengan Geigercounter atau Scintillometer.
Timah hitam (Lead) merupakan hasil disintegrasi Uranium dan Thorium, seperti dapat dilihat di bawah ini :
        U238 à Pb206 + 8 He4
        U235 à Pb207 + 7 He4
        U233 à Pb208 + 6 He4
Kecepatan reaksi-reaksi di atas telah kita ketahui sehingga umur radioaktif mineral dapat kita perhitungkan apabila jumlah Uranium, Thorium dan Timah Hitam telah diketahui dan selain itu harus diperhatikan bahwa mineral yang kita periksa sebelumnya tidak mengandung Timah Hitam (Primary Lead) juga tidak pernah mengalami alterasi maupun leaching, maka spesimen segar yang mengandung mineral-mineral radioaktif dapat sangat berguna dalam penentuan umur geologi spesimen itu.