Sabtu, 03 Desember 2011

PELEDAKAN

METODE PELEDAKAN

A. PELEDAKAN CARA NON LISTRIK
1.1 Sumbu Api (Safety Fuse)
Sumbu api adalah alat berupa sumbu yang berfugsinya adalah merambat api dengan kecepatan tetap. Perambatan api tersebut dapat menyalakan detenator (plain detenator ) yang dipasang pada ujung sumbu guna meledakan bahan peledak
Kecepatan sumbu api yang bisa diperdagangkan adalah :
-          130 detik per meter (120 detik/yard). Pada permukaain laut dengan variasi 10 detik ,Utuk sumbu api buatan USA.
-          120 detik permeter dengan variasi yang sama, untuk sumbu api strandar Eropa
1.2 Pemasamgan Detenator Pada Sumbu Api
            Pemasangan detonator pad sumbu api dapat dilakukan dengan memakai Crimper. Ada dua macam Crimper yaitu :  -Bench-type Crimper
                                                                        -Hand -type Crimper
Cara pemasangan Crimper sebagai berikut :
-          Potong sumbu api tegak lurus, sesuai dengan panjang yang diperlukan .
-          Ambil detenator secarah hati-hati dari kemasan (cardbordbox)
-          Masukkan /sisipkan ujung sumbu api yang baru dipotong tepat kedaam detenator sedalam mungkin (didorong biasa tidak ditekan atau diputar)
-          Jepit (dengan Crimper) mulut detonator yang mengurung sumbu api dengan sempurna
-          Celupkan seluluh detonator dan sumbu api sepanjang satu inch kedalam larutanpenyebab kadar air (Waterproofing compound)
-          Hindari tekana atau terkena panas pada ujung detenator yang tertutup



1.3 Pembuatan Primer
            Untuk peledakan dengan lubang tembak besar telah tersedia primer yang dibuat pabrik (Booster) sedangkan peledakan dengan lubang kecil perlu dibuat primer dahulu.
Cara pembuatan primer adalah sebagai berikut :
Cara I :
-          Ambil dodal (cartridege) bahan peledak kuat, pembungkus jangan dibuang
-          Bautlah lubang kira-kira 2 inch dalamnya ditengah-tengah dari satu ujung dodol memaki penusuk kayu atau tembaga
-          Sisipkan detenator (capped fuse) kedalm lubang sedemiakian rupa ehingga detenator terbenam seluruhnya kedalm dodol.
Cara II :
-          Ambil dodol bahan peledak kuat, pembungakus jangan dibuang
-          Buatlah lubang diagonal yang dalamnya kira-kira 2 inch disisih dan dekat dengan salah satu ujung dodol
-          Sisipkan detenator kedalam dalm lubang samopia seluruhnya terbenam
-          Ikatlah detenator pada dodol denagn menggunakan tali

1.4 Cara Menyalakan Sumbu Api
            Apabila sumbuapai dinyalakan akan terlihat pancaran api yang dikenal dengan nama “ ignition flame” menandahkan bahwa sumbu terbakar dan berfungsi normal.Menyalakan sumbu apai dapat dilakukan dengan memakai : hot wire fuse lighter, full wire fuse lighter, lead spritter.
1.5 Igniter cord atau plastik igniter cord
            Igniter cord (IC) adalah salah satu alat untuk menyalakan sejumlah sumbu api dalam urutan yang dingikan. Atau igniter adalah alat serupa dengan tali sumbu plastik terbakar dengan nyala yang kuat merambat dengan kecepatan tetap.Ada dua macam igniter cord connector yaitu : beathole type dan slotted type.

Tabel igniter cord berbagai pabrik
Pabrik
Merk dagang
Fast
(3-5det/fit)
Medium
(8-10det/fit)
Slow
(15-21det/fit)
CIL
Coast fuse
Ensing bickford
Thermalite
Spittercord
Ignitacord
Hitam
-
Hitam
Hijau
Hijau (A)
Hijau
Merah
Merah (B)
Merah

 Sambungan Dengan Sumbu Api
            Rangkain sambungan dengan menggunakan sumbu api diperhatikan gambar berikut :


















1.6 Cara Menyambung Sumbu Ledak
            Pemasangan sumbu ledak terdiridari “ Trunk line” yaitu sumbu ledak sepanjang sisi lubang tembak dan “ branch” atau douw line yaitu sumbu ledak mnuju kedalm lubang tembak.

1.7 Cara Menyalakan Sumbu Ledak
            adalah sebagai berikut :
1.      Sumbu ledak dengan detenator biasa (plain detenator)
-          Sumbu api yang telah dipasang detenator biasa (cappet fuse) disiapkan    dengan panjang tertentu.
-          Detonator yang dipasang pada sumbu api (cappet fuse) diikatkan pada sumbu ledak memakai tape atau tali.
2.      Sumbu ledak dengan detenator listrik
Detenator llistrik diikat pada ujung sumbu ledak dengan memakai tape
3.      Dalam penggunaan dilaangan pertama kita menyiapkan dulu detenator yang diikat pada sumbu ledak (detonating cord tail) tail sepanjang 18 inch, kemudian beru disambungkan dengan sumbu ledak utama (main line) memaki ikatan square knot.
Detenator yang dijelaskan diatas dipsang terakhir setelah semua rangkaian peledakan siap untuk diledak.
 1.8 Cara Memasang Rangkaian Peledak ,Memakai Sumbu Ledak Adalah:
-          Setiap sambungan harus tegak luras, penyambungan dengan pastik connector lebih baik
-          Jarak antara sumbu ledak yang pararel tidak boleh kurang dari 0.2 m
-          Jarak antara delay connector /relay connnectro dengan sumbu yang pararel harus paling sedikit 1.0 m
-          Didalam “round” sumbu ledak tidak boleh membelit atau menggulung
-          Detonator yang dipakai untuk  meledakan, selalu diarahkan pada arah detonasi sunbu ledak yang diingaikan
1.9 Nonel
            Nonel adalah tube plastik, mempunyai diameter luas 3 mm didalamnya berisi suatu bahan reaktik yang dapat menjalankan gelombang kejut (shock wave    ) dengan kecepatan kira-kira 2000 meter per detik.
Macam macam jenis nonel detonator yaitu:
a.       Nonel standar
b.      Nonel GT – HD dan nonel UNIDET – HD
c.       Nonel GT – OD dan nonel UNIDET – OD
d.      Nonel GT – HT dan nonel UNIDET – HT

B. PELEDAKAN CARA LISTRIK
            Rangkaian peledakan meliputi 3 elemen dasar rangkain yaitu:
1.      Detonator listrik ( electric detonator )
2.      Kawat rangkaian (circuit wiring ) leg wire, connneting wire, firing line dan bus wire
3.      Sumber tenaga (powar source) : blasting machine dan AC – power line
2.1 Detonator
            dibagi menjadi dua jenis yaitu: Instantaneous detonator dan delay detonator.
Detonator dapat pula dibagi menjadi tiga kelas yaitu:
1.      Instantaneous detonator
2.      Milli – second detonator
3.      Half – second detonator
2.2 Perhitungan Rangkaian Peledakan
            dalam rangakaian peledakan yang perlu diperhitungakan adalah apakah arus yang mengalir melaui rangkaian detonator dalam peledakan cukup untuk menyalakan seluruh deronator. Arus yang dihitung harus sama dengan atau lebih dari minimum standar.


a.Rangkaian seri
            Jumlah arus yang melalui setiap detonator adalah sama, rangkaian seri sangan cocok untuk meledakan jumlah detonator yang tidak banyak, disarankan maksimum 50 buah atau tahanan 100 ohm.arus minimum untuk peledajkan dalam rangkaian seri adalah 1.5 amp. Untuk DC atau 2.0 amp. Untuk AC. Rumus yang dipakai :
            V   = I. R                                 Ket:     RT  =  Tahanan total
            RT = RD + RC + RF                             RD  = Tahanan detoator
                                                                        RC   =  Tahanan conneting wire
                                                                        RF  =   Tahanan firing line

Contoh :
            Hitunglah arus yang mengalir dalam rangkaian seri yang terdiri dari 10 detonater dengan panjang legwire tembaga 25 ft. connecting wire tembaga 20 – AWG = 200 ft dan firing line tembaga 14 – AWG = 500 ft.
Peyelesaian :
Langkah:
            1.   Tahanan detonator (RD)
Tahanan setiap detonator 2,3 ohm tahanan detonator dalam rangkain = RD  = 40  x 2.3 ft ohm = 92 ohm
2.   Tahanan firing dan  Tahanan conneting wire (     R& RC ) tahanan firing line 500 ft 14 -  AWG dan connecting wire 200 ft 20 – AWG. Tahan kawat tembaga 14 – AWG adalah 2,53 ohm per 1000 ft dan 20 – AWG adalah 10,15 ohm per 1000 ft.
                                       2.53 ohm
    RF = 2 x 500 ft x                             = 2.53 ohm
                                                                1000 ft
                                                               10.15 ohm
    RC = 200 ft x                                   = 2.03 ohm
                                       1000 ft                                                             


3. Tahanan rangkaian total (RT)
    RT = RD + RF + RC
    RT = 92 ohm + 2.53 ohm + 2.03 ohm = 96, 56 ohm
4.      Arus
Arus yang mengalir dalam rangkaian seri dari sumber tenaga 220 volt power line :
                            V
I =  
           R
                                  200 volt                        
I =                               I =  2.28 ampere
        96.65 ohm 

b.Rangkaian pararel :
            Contoh :
            Peledakan dalam torowongan “round” dengan memakai 60 buah detonator jenis 16- ft copper wire delay electrik detonator dirangkaikan dalam pararel (reverse pararel buswire 200 ft 14- AWG copper. Firing line terdiri dari “Expendable firing line 200 ft 14 AWG  copper dan permanent  firing line 200 ft 10 – WAG sumber tenaga yang tersedia adalah 220 volt AC 440 volt AC power line. Arus yang dihasilkan dari sumber tenaga untuk setiap detenator adalah minimum 1,0 amper dan maksimum 10 amper untuk AC maupun DC.
1.      Tahanan detonator dalam rangkaian (RD )
Tahanan setiap detonator untuk 16 ft – copper wire detonator adalah 1,9 ohm.
            1.9      
 RD =                                 =   RD  = 0.32 ohm
            60 detonator

2.      Tahanan buswire (RB)
Tahanan buswire adalah ½  X  panjang buswire  X  tahanan kawat  14 –AWG per foat.                      
                                     2.53 ohm
RB  =  ½  X 200 ft X                      
                                      1000 ft
RB   =  0.53 ohm

3.      Tahanan firing line (RF)
Tahanan firing line adalah jumlah dari tahanan explendabe firing line 14- AWG  copper dan permanent firing line 10- AWG.
RF    = tahanan Expendable firing line
                                    2.53 ohm                          
RF1  =  2 x 200 ft x                                    RF1  = 1.012 ohm
                                                       1000 ft
                       
                  RF2 = tahanan permanent firing line        
                                         
0.999 ohm      
     RF2  = 2 x 2000 ft x                
                                           1000 ft
      RF2  = 3.996 ohm
      RF   = RF1  + RF2
      RF    =  1.012 ohm + 3.996 ohm
      RF    = 5.008 ohm

4.      Tahanan total (RT)

RT =  RD  +  RB  +  RF

RT  = 0.032 ohm  + 0.253 ohm + 5.008 ohm
R= 5.293 ohm
5.      Arus
Arus yang mengalir dari  rangkaian sumber tenaga 220 volt AC atau 440 volt dapat dihitung dengan rumus :
          
V                           220 volt
I  =                        I  =
            R                           5.293 ohm
I  =  41.56 Ampere
                                          41.56 ampere
Arus per detonator =                                    = 0.69 ampere / detonator
                                          60 ampere

sumber tenaga 220 volt AC tidak mencukupi untuk meledakkan “round” dalam pembuatan torowongan.
Sumbr tenaga 440 volt AC
             440 volt
I  =                            
            5.293 ohm
I  =  83,13 ampere
                                          83.13 ampere
Arus per detenator  =                                   =  1.38 ampere / detenator
                                          60 deronator















PEMBORAN
           
Urutan pekerjaan peledakan adalah pemboran, pemuatan bahan peledak, penyambungan rangkaian peledakan dan penembakan. Arah pemboran lubang ledak dapat vertikal atau miring kebawah/ keatas dan horisontal.
Klasifikasi alat bor berdasarkan jenis gaya yang dipergunakan untuk memecahkan batuan pada waktu pemboran adalah:
1.      Percusive (batuan dipecahkan dengan tumbukan berulang kali )
2.      Attritive.(Batuan digerus dengan kekuatan abrasi )
3.      Rotative – cutting batuan dipotong atau diserut
4.      Rotative – shering batuan dipecahkan oleh kekuatan baji atau geser
5.      Rotary – crushing batuan dipecahkan oleh kekuatan baji dari daya tekan yang terus menerus (steadiy thust)

1.1    Pemboran Dalam Tambang Terbuka, Kuari Dan proyek Konstruksi
Metode pemboran yang utama digunakan dalam tambang terbuka kuari dan proyek konstruksi adalah pemboran lubang ledak vertikal atau miring.
Dalam pelerjaan sipil tujuan peledakan untuk mebuat kanal jalan parit dan lainnya. Dan waktu konstruksi hanya berlaku beberapa tahun. Sedangkan tambang waktu kerjanya panjang dan menerus. Hal tersebut menyebabkan pemilihan peralatan bor menjadi berbeda.
Dalam pemilihan alat bor untuk tambang terbuka dan kuari yang memakai metode peledakan jenjang faktor-faktor nya sebagai berikut :
-          Ukuran dan kedalaman lubang
-          Jenis batuan
-          Kondisi lapangan
-          Peraturan atau undang –undang setempat
-          Frakmentasi

1.2    Alat Bor Yang Umum Dipergunakan Dalam Tambang Terbuka, Kuari Dan
 Proyek Kostruksi
     Prisip pemboran adalah mendapat kualitas lubang tembak yang tinggi,dihasilkan  oleh pemboran yang cepat dan dalam posisi yang tepat.
Pemboran dilakukan dengan tiga macam metode yang tepat yaitu :
-          top hummer drilling
-          down the hole (DTH) drilling
-          rotary drilling
Empat komponen utama yang terlibat dalam pemboran adalah : “rotation”, “percusion” , “ feed”,  “flushing “
Peralatan pemboran untuk dipermukaan dapat dikelompokan sebagai berikut :
            a. Top hummer drilling
-          hydraulic self – cotained drill
-          pneumatic drill dengan portable air comprossor
b. DHT drilling
-          pneumatic operatet carrier dengan peotable air comprossor
-          hydraulikally operated self contained carrier.
c. Rotary drilling
-          pembiran untuk rotay crushing
-          pemboran untuk rotay cutting

1.3    Top Hammer Drilling
Top ammer drilling biasanya dipakai pemboran dalam formasi batuan yang lunak sampai keras. Diameter dari 22 mm sampai dengan 254 mm (7/8” – 10”). Top hammer drilling kombinasi dari empat fungasi yaitu :
-          Percussion
-          Feed
-          Rotation
-          Flushing 
Lima parameter dari sistem top hammer drilling yang mempengaruhi laju penembusan :
1.      Impact energi
2.      Impact frequency
3.      Kecepatan rotari
4.      Gaya feed
5.      flushing dari lubang bor 

1.4    DTH Drilling
DTH menggunakan tenaga udara kompresi dalam percussive drilling lebih efisien dari pada pneumatic top hammer biasa. Walupu sember energi dasar adalah udara bertakanan (semua DTH hammer digerakan oleh udara bertekanan). Fungsi –fungsi lain sigerakan oleh udara bertekanan atau hidrolis.
Dalam memperkirakan umur dari DTH hammer sangat bergantung pada :
-          ukuran hammer
-          tekanan operasi
-          abrasivenessdari batuan
-          drillability dari batuan

1.5    Pemboran Dalam Tambang Bawah Tanah
Dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Pemboran untuk pembuatan jalan masuk dalam tambang bawah tanah : torowongan dan lain sebaginya.
2.      Pemboran untuk produksi dalam suatu sistem tambang bawah tanah

Pemboran untuk membuat jalan  masuk atau torowongan dapat dilakukan dengan cara yaitu :  Full face excavation dan split section excavation. 
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar